Dalam
khasanah Jawa biting adalah lidi yang digunakan sebagai pengunci daun pisang
pembungkus bothok. Bothok sendiri adalah makanan yang terbuat dari kelapa parut
yang dikukus dengan bumbu tertentu dan biasanya dicampur dengan daging, ikan
asin atau tomat. Disini kita tidak mengkaji makanan namun pengibaratan suara
rakyat dalam Pemilu baik Pilpres maupun Pileg, itu sama persis dengan biting.
Orang ketika akan memasak bothok pasti akan mencari biting, namun setelah
matang bothok dimakan biting dibuang entah kemana. Lihatlah, betapa fenomena
sederhana ini sama dengan kaberadaan suara rakyat. Ketika seseorang mencalonkan
diri menjadi punggawa pemerintahan pasti membutuhkan suara sebanyak-banyaknya,
segala cara bahkan dilakukan. Mulai dari kampanye akbar sampai bisnis politik
berbayar. Namun setelah orang tadi terpilih mereka lupa pada biting-biting
mereka. Mereka lebih mementingkan kembalinya modal daripada pendidikan
nasional, mereka lebih suka ke luar negeri daripada mengunjungi panti. Suara
rakyat alias bitingpun sudah di tong sampah. Bukankah ini yang kita sering
jumpai saat ini?
Bothok
pasti panas karena dikukus dan dalam proses ini si bothok tetap bersama
bitingnya. Ini juga gambaran bahwa saat Pemilu kita turut panas karena
mendukung pilihan kita. Tetapi bukan berarti setelah Pemilu panasnya pengukus
terus dipelihara, lama-lama bothok menguap jadi dingin. Kitapun jangan pernah
bersitegang hanya karena pilihan kita tidak terpilih. Sekali lagi ingatlah kita
masih tetap biting.
Ini
bukan bertujuan menurunkan semangat anda sebagai tim sukses, namun hanya
sebagai introspeksi menjelang dan setelah Pemilu. Jangan ciptakan permusuhan di
awal dan jangan sisakan pertikaian di akhirnya. Kita ini biting, yang setelah
pesta demokrasi ini mungkin masih dibuang. Namun semoga kejadiannya lain di
Pilpres tahun ini. Semoga kedua kandidat capres dan cawapres kita benar-benar
orang pilihan dari yang terpilih. Semoga beliau-beliau adalah pecinta dan pemerhati
biting-biting Indonesia, bukan sebaliknya. Sekarang semua di tangan kita,
jadilah biting profesional dan biting yang tau siapa pemimpinnya. Sehingga di
kemudian hari Indonesia laksana bothok yang mencintai bitingnya bukan bothok
lupa bitingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar