Kamis, 12 Februari 2015

Sekadar Cinta



Dia Sekarang dan untuk Nanti


Dia sekarang,
Terhalang pandang jauh, batas dan ruang
Mengeluh karena sapa cinta jarang terngiang
Salam tengah malam tak lagi pernah membayang
Namun aku yakin kasih dan sayang untukku masih terang

Dia sekarang,
Jauh berjuang di tengah perhelatan akbar kota besar
Sama denganku yang berjuang dengan doa semoga tidak sasar
Terikat oleh secarik sumpah suci malam binar diatas noktah merah mahar
Walau tanpa saksi nyawa namun sumpah kami langsung disaksikan Yang Maha Besar

Diauntuk nanti,
Adalah pendamping hidup yang semoga telah pasti
Sosok bidadari dari surgawi yang khusus turun untuk diri ini
Pilihanku dari jutaan kembang sari yang bertebaran di muka bumi
Sosok yang ikhlas murni menemani dan rela mengabdi sampai aku mati

Dia untuk nanti,
Wanita sahaja pilihan Tuhan perancang rumah tangga
Kepala dapur umum, pengasuh yang merangkap pramuwisma
Tetapi aku sadar dia tetaplah lentera dalam badai saat kudayung bahtera
Dan aku tahu sosok cantik berhati embun di ujung sana adalah jodohku dari-Nya



Farmakologi Hati

Hasil gambar untuk cinta
Paracetamol bulat penawar panasnya cemburu tengah kusandang untukmu
Hingga ketika tensi protektifmu naik aku telah siap dengan kapsulku
Sampai kutabur Herosin di kamarmu agar kau tak alergi dengan penjelasanku
Apa perlu Redoxon Double Action agar imunitas cintaku tak buatmu ragu?

Puyer ini kuracik dari dua butir pil sayang, empat kaplet rindu dan sepuluh ekstrak maaf
Agar thermometer cinta kita tetap terjaga hingga resep dokter kita benar-benar terbaca
Dexamathason yang kupesan pagi ini sebanarnya cuma jaga-jaga kalau kau tak tidur lagi
Tak tidur gara-gara tingkahku yang katamu seenak pantat bisulan itu
Padahal aku memang menyimpan rindu bisu dalam kantung hatiku

Fatigon sudah kubawa kalau aku kelelahan malam ini
Siapkan hatimu dan segenap cinta putih suci malam ini
Karena kita akan ke apotik dan meracik obat sakral cinta ini
Cinta berdasarkan resep agung dokter cinta andalan
Yakni dokter yang kusebut Tuhan.
(14 Oktober 2014, mblayang di kos)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar