Dia
Sekarang dan untuk Nanti
Dia
sekarang,
Terhalang
pandang jauh, batas dan ruang
Mengeluh
karena sapa cinta jarang terngiang
Salam
tengah malam tak lagi pernah membayang
Namun
aku yakin kasih dan sayang untukku masih terang
Dia
sekarang,
Jauh berjuang
di tengah perhelatan akbar kota besar
Sama
denganku yang berjuang dengan doa semoga tidak sasar
Walau
tanpa saksi nyawa namun sumpah kami langsung disaksikan Yang Maha Besar
Diauntuk
nanti,
Adalah
pendamping hidup yang semoga telah pasti
Sosok
bidadari dari surgawi yang khusus turun untuk diri ini
Pilihanku
dari jutaan kembang sari yang bertebaran di muka bumi
Sosok
yang ikhlas murni menemani dan rela mengabdi sampai aku mati
Dia untuk
nanti,
Wanita
sahaja pilihan Tuhan perancang rumah tangga
Kepala
dapur umum, pengasuh yang merangkap pramuwisma
Tetapi
aku sadar dia tetaplah lentera dalam badai saat kudayung bahtera
Dan aku
tahu sosok cantik berhati embun di ujung sana adalah jodohku dari-Nya
Farmakologi Hati
Paracetamol bulat penawar panasnya cemburu tengah
kusandang untukmu
Hingga ketika tensi protektifmu naik aku telah siap
dengan kapsulku
Sampai kutabur Herosin di kamarmu agar kau tak
alergi dengan penjelasanku
Apa perlu Redoxon Double Action agar imunitas
cintaku tak buatmu ragu?
Puyer ini kuracik dari dua butir pil sayang, empat
kaplet rindu dan sepuluh ekstrak maaf
Agar thermometer cinta kita tetap terjaga hingga
resep dokter kita benar-benar terbaca
Dexamathason yang kupesan pagi ini sebanarnya cuma
jaga-jaga kalau kau tak tidur lagi
Tak tidur gara-gara tingkahku yang katamu seenak
pantat bisulan itu
Padahal aku memang menyimpan rindu bisu dalam
kantung hatiku
Fatigon sudah kubawa kalau aku kelelahan malam ini
Siapkan hatimu dan segenap cinta putih suci malam
ini
Karena kita akan ke apotik dan meracik obat sakral
cinta ini
Cinta berdasarkan resep agung dokter cinta andalan
Yakni dokter yang kusebut Tuhan.
(14
Oktober 2014, mblayang di kos)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar